Showing posts with label efisiensi. Show all posts
Showing posts with label efisiensi. Show all posts

Tuesday, July 9, 2019

Perkebunan Kelapa Sawit, CPO yang semakin turun dan Efisiensi



1. kapan harga TBS akan naik lagi
2. apa efek jika tidak dipupuk atau pupuk dikurangi?

Pertanyaan pertama tentunya sangat sulit dijawab, sebab hal tersebut selain dipengaruhi oleh:
- permintaan dan ketersediaan
- kompetisi dengan komoditi lain
- daya beli dan konsumsi
kemungkinan faktor perang dagang merupakan penyebab utama. Dan jika sudah masuk ranah ini sudah di luar kajian agronomist.

Pun demikian dari pada terus menyesali nasib mengapa mereka perang dagang lebih baik kencangkan ikat pinggang; Efisiensi.

Efisiensi dalam diskusi ini adalah dengan tidak mengutak atik MPP  dan minimal resiko terhadap aspek fisiologis tanaman.

Maka cara yang paling manjur untuk efisiensi adalah meningkatkan produktivitas.
Ide-ide cemerlang dan ketekunan menerapkan prinsip perbaikan berkelanjutan secara konsisten dan jangan kasi kendor jika sudah mencapai produktivitas atau output yang sudah lebih  baik ganjal supaya tidak mundur bahkan harus ditingkatkan.

Kiat lain adalah:

- Manfaatkan material yg tidak terpakai lagi. Coba cek di gudang ada material yang masih layak pakai tetapi perlu sedikit polesan dan perbaikan, misalnya beberapa alat semprot yang bisa dikanibal😀, beberapa spare part lama dll

- Memanfaatkan sebaik-baiknya pupuk organik yang dihasilkan pabrik kelapa sawit (tankos, solid, limbah cair, abu boiler bahkan sludgge yang telah menggumpal)

- Mengawali pekerjaan tepat waktu dan serempak, misalkan ada karyawan panen 1000 orang, terlambat memulai kerja 10 menit berarti, itu setara dengan 23 HK. Bayangkan jika bisa memotivasi karyawan dan bekerja lebih awal 5 menit.

- Pengangkutan TBS lebih awal sehingga dapat mengurangi jam operasional PKS, dengan catatan  pemanen harus diatur menyelesaikan setengah pasar pikul terlebih dahulu dan langsung disusun ke TPH sehingga dapat diangkut lebih awal.

- Melakukan pekerjaan sesuai rotasi (penundaan pekerjaan dari rotasi yang seharusnya adalah biaya).

- Melakukan pekerjaan dengan cara yang benar, alat dan bahan bahan yang tepat. Misalkan untuk semprot pasar pikul piringan dan TPH (CPT) menggunakan nozzle VLV 50 banding dengan nozzle VLV 100 artinya perbandingan volume semprot 50 liter air per ha dengan 100 liter air per ha, pasti lebih efisien  50 liter air.

- meningkatkan produktivitas karyawan, jika 1000 karyawan panen dapat memanen 200 kg dari biasanya maka itu sudah setara dengan peningkatan hasil panen 20 ton, untuk pekerjaan lain silahkan diutak atik.

- Mengurangi losses, dalam hal bukan losses brondolan dan buah saja tetapi termasuk losses bahan kimia karena alat bocor, losses pupuk akibat bongkar muat dan langsir yang salah dan masih banyak lagi

Wednesday, July 3, 2019

Viral penggunaan boom spraying alat smprot keluaran amerika di indonesia


Perkebunan merupakan usaha dari sektor pertanian yang banyak menghasilkan devisa. Tanaman kelapa sawit tumbuh menjadi komoditas andalan pertanian dalam negeri. Sebut saja, minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) produk kelapa sawit, memiliki andil sebagai sumber devisa. Pertumbuhan kelapa sawit jauh melampaui komoditas lain seperti karet, teh, kelapa atau kopi. Pada tahun 1997 ekspor CPO indonesia tercatat 2.98 juta ton dengan nilai US$ 1.6 miliar, kemudian meningkat dua kali lipat pada 2002 menjadi 6.38 juta ton dengan nilai US$ 2.48 miliar.

Masalah gulma pada perkebunan tanaman (karet, kelapa sawit, teh, kopi, kina) berbeda dengan pertanian semusim (tebu, jagung). Pada umumnya masalah gulma lebih dirasakan pada perkebunan dengan pertanaman yang luas karena ada kaitannya dengan faktor waktu yang terbatas, tenaga kerja dan biaya dibandingkan dengan pertanaman semusim.
Kerugian yang ditimbulkan akibat gulma di perkebunan kelapa sawit antara lain (1) pertumbuhan tanaman kelapa sawit muda terhambat sehingga biaya pemeliharaan TBM meningkat, (2) produksi TBS menurun karena kompetisi tanaman dengan gulma sehingga menyulitkan kegiatan operasional kebun seperti pemupukan dan panen, (3) ancaman bahaya kebakaran, serta (4) keberadaan gulma yang menempel pada pokok sawit akan menyulitkan pengamatan jatuhnya brondolan sehingga terlambat panen.
Salah satu cara pengendalian gulma dalam bidang yang paling banyak digunakan baik oleh perkebunan besar ataupun petani kecil adalah pengendalian secara kimia dengan herbisida.dari asal usulnya herbisida berasal dari kata kerba (gulma) dan sida (membunuh, sehingga herbisida dapat diartikan sebagai zat kimia yang dapat menekan pertumbuhan gulma bahkan mematikan gulma (Moenandir, 1993).
 Saat ini banyak alat semprot yang beredar dipasaran yang berfungsi untuk memudahkan pekerjaan pengendalian gulma secara kimia, yaitu knapsack inter, Controlled Droplet Aplicator (CDA) dan yang terbaru ini adalah Boom Spraying yang digunakan dengan menggunakan traktor. Semprot pasar pikul dan piringan selama ini menggunakan CDA, apabila memanfaatkan Boom Spraying diharapkan memudahkan pekerjaan tersebut karena tenaga kerja yang dibutuhkan tidak banyak.