Latar
Belakang
Kuesien
respirasi (KR) merupakan angka perbandingan antara volume CO2 dan
dibebaskan dengan volume O2 yang di absorbsi secara stimulan oleh
jaringan dalam periode tertentu. Pada suhu dan tekanan tertentu. KR dari
glukosa adalah 1, lemak 0,7 dan protein adalah lebih besar dari 0,7 dan lebih
kecil dari 1 (Miller, 1991).
Pengurangan kecepatan
respirasi pada titik kompensasi pengikatan karbondioksida untuk fotosintesis
sama dengan kehilangan karena respirasi. Karena itu, suatu pengurangan didalam
respirasi akan menurunkan titik kompensasi tetapi respirasi mempunyai suatu
tujuan dan suatu pengurangan. Nampaknya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan
yang dapat menurunkan kemampuan bersaing dari tanaman dalam kaitannya dengan spesies
yang pertumbuhannnya lebih cepat. Pengurangan kecil pada kecepatan respirasi kemudian merupakan
respon yang umum terhadap berkurangnya intensitas cahaya, tetapi sebagai suatu
respon positif adaptif utama. Hal itu hanya akan terjadi bagi tanaman
yang mengetahui penurunan
yang sangat berat (Fitter dan
Hay, 1991)
Sel tumbuhan dan sel
hewan menggunakan energi
untuk membangun dan memelihara protoplasma, membrane protoplasma, dan dinding
sel. Mereka mendapatkan energi
ini seperti halnya mesin mobil dari oksidasi (Pembakaran) senyawa kimia. Bila
kayu dibakar, pertama-tema kayu harus dibakar hingga suhu 204-280 ºC. Respirasi sangat berbeda dengan
pembakaran. Disamping karena kecepatan, respirasi berbeda karena energy yang
direspirasikan diubah menjadi energy yang berguna untuk sel, bukan dilepaskan untuk panas.
Didalam respirasi molekul gula biasanya gliukosa diubah menjadi molekul yang
lebih sederhana dengan disertai pembebasan energi. Proses ini digambarkan
dengan persamaan : C6H12O6+6O2->6O2+6H2O+energy
(Tjitrosomo, 1980)
Tanaman jagung
menghendaki penyinaran matahari penuh. Di tempat- tempat yang teduh,
pertumbuhan tanaman jagung akan merana dan tidak mampu membentuk buah (Najiyati
dan Danarti, 1999).
Tanaman kacang hijau
termasuk tanaman golongan C3. Artinya, tanaman ini tidak menghendaki radiasi
dan suhu yang terlalu tinggi. Fotosintesis tanaman kacang hijau akan mencapai
maksimum pada sekitar pukul 10.00. Radiasi yang terlalu terik tidak diinginkan
oleh tanaman kacang hijau. Panjang hari yang diperlukan minimum 10 jam/hari (Purwono
dan Hartono, 2008).
Kuosien Respirasi adalah Pengukuran CO2
dan O2 memungkinkan pengevaluasian sifat proses respirasi.
Perbandingan CO2 terhadap O2 dinamakan kuosien respirasi (RQ).
RQ berguna untuk menentukan apakah proses bersifat aerobik atau anaerobik
(Pantastico, 1984).
Cahaya
matahari pada kaitannya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
respirasi. Bukan hanya itu, matahari juga merupakan faktor yang memiliki fungsi
lain dalam pemanfaatan kehidupan. Berbagai ragam pemanfaatan cahaya matahari
adalah untuk kehidupan, manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dan pada kenyataannya nilai kuosien respirasi
berfluktuatif. Adapun faktor-faktor penyebabnya adalah : 1) Suhu. Mempengaruhi
penyerapan Oksigen (O2) dan produksi karbondioksida (CO2).
Nilai KR akan meningkat dengan kenaikan suhu dan akan menurun juga dengan
penurunan suhu. 2) Asam Organik yang diserap oleh tanaman, digunakan pula untuk
proses sintesis asam organik disamping untuk respirasi. 3) Faktor lain. Dalam
hal ini, CO2 banyak dibentuk pada proses respirasi namun tidak
diimbangi dengan tersedianya O2 dalam jumlah cukup. Keadaan ini
terjadi pada tempat anaerob. Tanaman berdaun merah meiliki nilai KR yang lebih
rendah dibandingkan dengan yang berdaun hijau (Gabriel, 2001).
Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kuosien respirasi pada
kecambah jagung (Zea mays L.) dan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
Kegunaan
Penulisan
Adapun
kegunaan dari penulisan ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium
Fisiologi tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta sebagai
sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi
merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel, berlangsung
secara aerobik maupun aneorobik. Dalam repirasi aerobik ini diperlukan CO2
serta energi, sedangkan dalam proses respirasi secara aerob dimana
oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa lebih CO2 di
ketahui nilai KR untuk karbohidrat = 1 , protein < 1 (0,8 – 0,9) lemak <1
(0,7) asam organik >1 (1,33) (Pandey dan Sinha ,1995).
Pada
dasarnya respirasi memiliki 2 fungsi utama , yang pertama adalah sebuah proses
yang menghasilkan produksi senyawa reaktif atau penyusun-penyusun khusus yang
penting dalam hal konstituensi pembentukan sel. Yang kedua adalah sebuah proses
dimana energi dilepaskan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menghasilkan
pembentukan struktur sel serta dalam melakukan kerja (Curtis and Clark, 1950).
Proses respirasi
diawali oleh adanya penangkapan O2
dari lingkungan. Proses-proses transport yang dalam tumbuhan secara keseluruhan
berlangsung dengan cara difusi, melalui ruang antar sel, dinding sel,
sitoplasma, dan membrane sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang
dihasilkan respirasi akan berdifusi keluar sel dan masuk kedalam ruang antar
sel. Kemudian dinding dalam respirasi respirasi tersebut dalam beberapa tahapan
diantaranya yaitu dekarboksilase, oksidasi, siklus asam sitrat,
dan transportasi elektron
(Najiyanti dan Danarti, 1999).
Pada
respirasi, oksigen digunakan dan karbondioksida dibebaskan. Oleh karena didalam
cahaya kedua proses itu berlangsung dalam waktu yang sama di dalam sel-sel
tumbuhan, maka akan diketahui sejauh mana pula produk tersebut dimanfaatkan.
Bukti menunjukkan bahwa karbondioksida yang dibentuk dalam respirasi dapat
digunakan dalam proses fotosintesis, sedangkan oksigen yang dibebaskan dalam
fotosintesis dapat dimanfaatkan dalam respirasi. Pada intensitas cahaya yang
rendah, kedua proses itu tetap seimbang, sehingga baik oksigen maupun
karbondioksida tidak ada yang masuk maupun yang keluar dari daun. Intensitas
cahaya yang memungkinkan tercapainya keseimbangan dinamakan titik kompensasi
(Tjitrosomo, 1980).
Respirasi merupakan
reaksi dari 50 atau lebih reaksi komponen. Masing masing dikatalis oleh komponen berbeda. Respirasi merupakan
oksidasi yang berlangsung dalam medium air, dengan pH mendekati netral. Pada
saat suhu sedang dan bertahap menyebabkan energi menjadi ATP
(Salisbury dan Ross, 1995).
Perbandingan
antara respirasi dan fotosintesis dapat dilihat dari beberapa perbedaan.
Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup , bahan baku utama adalah glukosa
dan oksigen, berlangsung setiap waktu ( baik siang dan malam), merupakan proses
pelepasan/penggunaan energi, menghasilkan karbondioksida dan air. Sedangkan
fotosintesis terjadi hanya pada organisme yang memiliki klorofil yang berisi
sel-sel, bahan baku utama adalah karbondioksida dan air, berlangsung hanya jika
tersedia cahaya matahari, merupakan proses menghasilkan energi, menghasilkan
glukosa dan juga oksigen (Brimble, 1960).
Pada
kebanyakan tanaman, karbohidrat dengan komposisi utama [CH2O]n secara kuantitatif, substrat yang paling
penting dalam metabolisme pernafasan. Kerusakan aerobik yang lengkap akan
karbohidrat dapat dirumuskan sebagai kebalikan dan produksi fotosintesis
glukosa (Mohr and Schopfer, 1995).
Metabolisme pernafasan dijelaskan terjadi ketika
Oksigen tersedia yang disebut dengan aerobik. Ketika Oksigen kurang (tidak tersedia)
proses respirasi akan menjadi anaerobik. Dalam proses tersebut, asam piruvat
akan dirubah menjadi alkohol atau asam laktat. Respirasianaerob terjadi pada
bagian akar adalah ketika akar kehilangan Oksigen karena tanah tergenang air
maupun banjir (Poincelot, 1979).
Untuk tujuan yang lebih penting, tingkat respirasi
dapat dinilai dan diprediksikan sebagai konsep penggunaan pertumbuhan dan
pemeliharaan respirasi. Dalam proses ini (lebih dari proses biokimia) secara
perbedaannya dapat mengetahui proporsi dalam fotosintesis yang digunakan untuk memberikan energi dalam hal melakukan sintesis
terhadap struktur dan penyusunnya serta proporsi energi yang digunakan dalam
memperbaharui protein yang telah mengalami degradasi (Milthorpe and Moorby,
1988).
Tingkat respirasi yang rendah telah dilaporkan
terdapat pada benih yang kering meskipun diartikan sebagai relatif karena benih
tersebut memiliki kadar air. Contohnya benih/biji yang sedang dalam penyimpanan
keringmempunyai kadar air 10-15% (Bewley
and Black, 1983).
Gas CO2
langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak.
Dengan berkurangmya konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi dengan
NaOH, maka perbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi
lebih besar untuk konsentrasi CH4. Dalam kondisi alkali atau basa,
pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk
CO32- (Bhat, 1999).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju respirasi terbagi dua, yaitu: 1) Faktor internal .
Semakin tinggi tingkat perkembangan organ, semakin banyak jumlah CO2
yang dihasilkan. Susunan kimiawi jaringan mempengaruhi laju respirasi, pada
buah-buahan yang banyak mengandung karbohidrat, maka laju respirasi akan
semakin cepat. Produk yang lebih kecil ukurannya mengalami laju respirasi lebih
cepat daripada buah yang besar, karena mempunyai permukaan yang lebih luas yang
bersentuhan dengan udara sehingga lebih banyak O2 berdifusi ke dalam
jaringan. Pada produk-produk yang memiliki lapisan kulit yang tebal, laju
respirasinya rendah, dan pada jaringan muda proses metabolisme akan lebih aktif
2) Faktor eksternal . Umumnya laju respirasi meningkat 2-2,5 kali tiap kenaikan
10°C. Pemberian etilen pada tingkat pra-klimaterik, akan meningkatkan respirasi
buah klimaterik. Kandungan oksigen pada ruang penyimpanan perlu diperhatikan
karena semakin tinggi kadar oksigen, maka laju respirasi semakin cepat.
Konsentrasi CO2 yang sesuai dapat memperpanjang umur simpan
buah-buahan dan sayuran karena terjadi gangguan pada respirasinya (Pantastico, 1993).
Mutu benih mencakup mutu fisik, fisiologis dan
genetis, serta memenuhi persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur
dari kebersihan benih, bentuk, ukuran, dan warna cerah yang homogen serta benih
tidak mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan karena serangan hama dan penyakit.
Mutu fisiologis diukur dari viabilitas benih, kadar air maupun daya simpan
benih. Mutu genetik dapat diukur dari tingkat kemurniannya(Mugnisyah dkk.,
1994) .
Respirasi merupakan pemecahan bahan-bahan kompleks
dalam sel, seperti gula dan asam-asam organik menjadi molekul sederhana seperti
karbon dioksida dan air, bersamaan dengan terbentuknya energi dan molekul lain
yang dapat digunakan sel untuk reaksi sintesa (Wills dkk., 1981).
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh ketesediaan
substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila
substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat
(Pradana, 2008).
Laju respirasi menunjukan pentunjuk yang baik untuk
daya simpan buah setelah dipanen. Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran
laju jalannya metabolisme dan oleh karena itu sering dianggap sebagai petunjuk
mengenai potensi daya simpan buah. Besar kecilnya respirasi dapat diukur dengan
pengukuran perbandingan CO2 terhadap O2, dinamakan
Kuosien Respirasi(RQ). Laju respirasi yang tinggi biasanya disertai dengan umur
yang pendek. Hal ini merupakan petunjuk laju kemunduran mutu dan nilainya
sebagai bahan pangan (Phan dan Muchtadi ,
1993).
Koefisien respirasi (KR) merupakan perbandingan
antara CO2 yang diproduksi dan O2 yang dikonsumsi, yang
menggambarkan jenis nutrien yang dipakai dan dimanfaatkan pada proses
metabolisme untuk menghasilkan energi. Nilai KR untuk metabolisme karbohidrat
adalah 1,0; protein 0,8 dan lemak 0,7 (Eckert, 1989).
Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup,
khususnya di Mitokondria. Proses ini bertujuan untuk membangkitkan energi kimia
(ATP). ATP dibentuk dari penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan
bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam rantai transfer elektron yang terdapat pada
membran mitokondria. Peristiwa aliran elektron dan atau proton (H+)
dalam rantai tranfer elektron pada dasarnya adalah peristiwa Reduksi – Oksidasi (Redoks) (Suyitno, 2006).
Kecambah melakukan pernafasan untuk mendapatkan
energi yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O2) sebagai
bahan yang diserap atau diperlukan dalam menghasilkan karbondioksida (CO2),
air (H2O) dan sejumlah energi (Putra, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Bewley,
J.D. and M.Black.1983.Physiology and Biochemistry of Seeds. SpringerVerlag
Berlin Heidelberg.New York.
Bhat,V.1999.Mass
Transfer with Complex Chemical Reaction in Gas Liquid system. Two step
Reversible Reaction with unit stoichiometric and Kynetic Orders.Chemical Enggineering.
Brimble,
L.J.F.1960.Intermediate Botany.Mc.Millan and Company Limited.ST Martin’s Press
Inc.New York.
Curtis,O.F.
and D.G. Clark.1950.An Introduction to plant Physiology.Mc.Graw Hill Book
Company Inc.New York.
Eckert,R.,R.David
and A.George.1989.Physiology.Mechanisme and Adaptation Third edition.Prentice
and Hall.New York.
Fitter,A.H.
dan R.K.M. Hay. 1991.Fisiologi Lingkungan Tanaman.Gadjah mada University
Press.Yogyakarta.
Gabriel,J.F.2001.Fisika
Lingkungan.Hiprokates.Jakarta.
Miller, E.C.1991.Plant Physiology With Reference to
The Green Plant.Tata Mc Grrow.Hill Book Company Inc.New York
Milthorpe,F.L.
and J.Moorby.1998. An Introduction crop PhysiologySeed Second Edition.
Cambridge University Press. Sydney.
Mohr,H.
And P. Schopfer.1995.Plant Physiology. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg.Berlin.
Mugnisyah,W.Q.,A.Setiawan,Suwarto,C.Santiwa.1994.Panduan
Praktikum dan Penelitian Bidang ilmu dan teknologi Benih. Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Njiyati,S.
Dan Danarti.1999.Palawija Budidaya dan Analisa Usaha Tani.Penebar
swadaya.Jakarta.
Pandey,
S.N dan Sinha, B.K.1995. Plant Physiology. Vikas Publishing Pvt Ltd.New delhi.
Pantastico,
E.R.B. 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan
Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Penerjemah Kamariyani. UGM-Press.
Yogyakarta.
Pantastico,
E.R.B. 1984. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran
Tropika dan Subtropika. Penerjemah Kamariyani. UGM-Press. Yogyakarta.
Pradana. 2008. Respirasi. \
Phan,
L. dan D.Muchtadi.1993.Fisiologi Tanaman.Gadjah mada University
Press.Yogyakarta.
Poincelot,R.P.1979.Horticulture
Principles and Practical Aplication. Prentice-Hall.Inc Englewood Cliffs.New
Jersey.
Purwono dan R.Hartono.2008.Kacang
Hijau.Penebar Swadaya.Jakarta.
Putra,I.2010.Penetapan
Kuosien Respirasi jaringan Tumbuhan.Diaksesmemalui
Salisbury dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan.
ITB. Bandung
Suyitno.2006.
Respirasi Pada Tumbuhan. Diakses
[23
November 2013]
Tjitrosomo,S.S.1980.Botani
Umum.Angkasa.Bandung.
Wills,
R.B.H., T.H. Lee, P. Graham, W.B. McGlasson and E.G. Hall. 1981. Post
Harvest : an Introduction to The Physiology and Handling of Fruit and
Vegetable. New South Wales University-Press. Australia.
No comments:
Post a Comment