Saturday, September 28, 2019

RESPON PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK UREA DAN MEDIA TANAM

PENDAHULUAN


Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi (Fauzi,dkk., 2004). 
Kelapa sawit merupakan salah satu primadona ekspor Indonesia yang pertanamannya berkembang sangat pesat. Pada tahun 1986, luas perkebunan kelapa sawit baru mencapai 607 ribu hektar dengan produksi sebesar 1,35 juta ton, tetapi pada tahun 1990 meningkta menjadi 1,75 jutra hektar dengan produksi 2,43 juta ton. Nilai ekspor komoditas ini juga meningkat dari 112,9 juta dolar pada tahun 1986 menjadi 178,2 juta dolar pada tahun 1990 (Sastrosayono, 2003).
Pembibitan kelapa sawit pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu                 Pre Nursery dan Main Nursery. Pembibitan Pre Nursery diawali dengan menanam kecambah kelapa sawit ke dalam tanah pada polybag kecil hingga umur 3 bulan (Sastrosayono, 2003).
    Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas baik, misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm, dan berasal dari areal pembibitan sekitarnya (PPKS, 2008).
    Kualitas bibit sangat dipengaruhi oleh media dan kondisi lingkungan sekitarnya. Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas diantaranya diperlukan media yang kaya bahan organik dan mempunyai unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bibit. Umumnya media yang digunakan adalah top soil, namun pengambilan top soil dalam skala besar dan terus menerus akan berdampak negatif terhadap ekosistem di areal tersebut. Oleh karena itu penggunaan bahan lain sebagai media atau pencampur media pembibitan perlu dilakukan (Damayanti dan Kurniaty, 2009).
    Salah satu penyebab rendahnya produktivitas perkebunan sawit rakyat tersebut adalah karena teknologi produksi yang diterapkan masih relatif sederhana, mulai dari pembibitan sampai dengan panennya. Dengan penerapan teknologi budidaya yang tepat, akan berpotensi untuk peningkatan produksi kelapa sawit (BPPP, 2008).   
Tujuan Praktikum
    Adapun tujuan penulisan paper ini adalah agar mahasiswa dapat memahami dan mengenal hubungan fotoperiodisme terhadap produksi tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 
Kegunaan Penulisan
    Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di laboratorium budidaya tanaman kelapa sawit dan karet program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

No comments:

Post a Comment