Tuesday, October 1, 2019

RESPON PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK UREA DAN MEDIA TANAM

TINJAUAN PUSTAKA


Botani Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis (Jacq.) 
    Menurut Steenis (1992) taksonomi tanaman kelapa sawit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom: Plantae, Class: Monocotyledonae, Ordo: Cocoineae, Family: Palmae, Genus: Elaeis, Spesies: Elaeis guineensis Jacq.
    Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder dan tersier. Akar primer tumbuh ke dalam tanah sampai batas permukaan air tanah. Akar sekunder, tersier dan kuartener tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah bahkan akar tersier dan kuartener menuju ke lapisan atau ke tempat yang banyak mengandung zat hara (Fauzi,dkk., 2004).
Batang kelapa sawit tumbuh lurus ke atas, diameternya dapat mencapai 40-60 cm. Pada tanaman yang masih muda, batang tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun yang tumbuh rapat mengelilinginya. Rata-rata pertumbuhan tinggi batang adalah 25-40 cm per tahun, namun halini tergntung dengan kesuburan tanah dan iklim setempat (Syamsulbahri, 1996).
Kelapa sawit merupakan merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon,dimana rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina, walaupun demikian dapat dijumpai pada beberapa tanaman kelapa sawit bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu tandan (hermaprodit) dan pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang (Pahan 2008).
Pada buah kelapa sawit proses pembentukannya dari proses penyerbukan hingga buah matang dipengaruhi oleh keadaaan iklim dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, lama proses pemasakan buah di beberapa ‘daerah kawasan mempunyai perbedaaan, Di Malaysia proses pemasakan buah sekitar 5,5 bulan, di Sumatera Sekitar 5 – 6 bulan, sedangkan di Afrika sekitar 6 – 9 bulan (Setyamidjaja, 2006).
Syarat Tumbuh
Iklim
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm, temperatur optimal 24-28°C. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan (BPPP, 2008).
Kelembaban udara dan angin merupakan factor yang penting untuk menunjang pertumbuhan kelapa sawit. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 80% sedangkan kecepatan angin berkisar antara 5-6 km/jam sangat baik dalam proses penyerbukan (Fauzi,dkk. 2004).
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu rata-rata 27ºC dengan suhu maksimum 33ºC dan suhu minimum 22ºC. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1250 mm - 3000 mm yang merata sepanjang tahun dengan jumlah bulan kering kurang dari 3 bulan (Risza, 1994).
Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2.000-2.500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan (Mangoensoekarjo dan Semangun,2003).
Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15° 
(BPPP, 2008).
Kemiringan lereng yang cocok pada tanaman kelapa sawit berkisar 0-12° atau 21%. Namun pada kemiringan 13-25° masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi pertumbuhannya kurang baik. Sementara itu lahan yang kemiringan lebih dari 25° sebaiknya tidak dipilih sebagai lokasi penanaman kelapa sawit karena menyulitkan dalam pengangkutan dan beresiko terjadi erosi (Sunarko, 2007).
Sifat fisik dan kimia tanah yang harus dipenuhin untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit yang optimum ialah drainase yang baik, air cukup dalam, solum cukup dalam, tidak berbatu agar pertumbuhan akar tanaman tidak terganggu (BPPP, 2008).
Pembibitan Kelapa Sawit
Bibit merupakan produk dari suatu proses pengadaan bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa selanjutnya. Bahan tanaman yang berkualitas merupakan kebutuhan pokok suatu industri perkebunan. Faktor bibit memegang peranan penting di dalam menentukan keberhasilan penanaman kelapa sawit. Kesehatan tanaman pada masa pembibitan akan mempengaruhi pertumbuhan dan tingginya produksi. Oleh karena itu, teknis pelaksanaan pembibitan perlu mendapat perhatian besar. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan pembudidayaan 8 pada tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini diharapkan akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman lingkungan saat pelaksanaan transplanting. Salah satu cekaman lingkungan adalah kekeringan. Kekeringan akibat musim kemarau merupakan salah satu faktor yang nyata mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit (Syahfitri, 2007).
Urea
    Pupuk urea adalah pupuk kimia mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir Kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnyasangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsure hara N sebesar 46% (Copplestone dan Kirk, 2002).
    Dosis pupuk yang terbaik adalah diberikan sesuai kebutuhan. Harus diingat bahwa 17 nutrisi esensial itu sama pentingnya. Kesalahan yang sering dilakukan oleh petani sering menganggap bahwa pada buah puncak unsur hara yang paling penting adalah kalium sehingga unsur kalium sering diberikan secara berlebihan sementara unsur nitrogennya kekurangan sehingga terjadi hukum minimum. Stateginya adalah lihat kondisi tanaman secara mata telanjang, gejala defisiensi unsur hara apa saja yang kekurangan. Jika terdapat gejala defisiensi borat maka unsur hara borat harus diberikan, selain unsur N, P, K, Mg yang diberikan rutin setiap tahunnya. Harus dibiasakan bahwa rekomendasi pemupukan kelapa sawit diberikan untuk periode satu tahun, dimulai dari awal januari hingga desember pada tahun yang sama. Pada tahun berikutnya dosis rekomendasinya biasanya sudah berubah tergantung target produksi yang akan dicapai  
(Lumban Gaol, 2009).

No comments:

Post a Comment