Thursday, August 29, 2019

Sekilas Tentang Tanaman Kelapa (Cocos nucifera) teknis budidaya kelapa

Kelapa termasuk tumbuhan golongan berdaun lengkap karena mempunyai pelepah, tangkai daun, dan helaian daun. Pelepah daun melekat di batang dan meninggalkan bekas bila daunnya gugur. Produksi daun per tahun berkolerasi positif dengan produksi buah (Wahyudi, 2016).
    Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan berulang sejajar. Panjang pelepah dapat mencapai 9 meter, dan jumlah anak daun dapat mencapai 380 helai. Panjang anak daun mencapai 120 cm. pelepah daun sejak mulai terbentuk sampai ±7 tahun, jumlah pelepah dalam 1 pohon dapat mencapai 60 pelepah (Astuti, 2014).
    Susunan daun pada batang kelapa mengikuti rumus 2/5 yaitu dalam dua lingkaran atau spiral yang terbentuk jika titik duduk daun dihubungkan secara berurutan akan ditemui 5 daun sehingga pertama kira-kira berada diatas daun ke enam. Sudut antara daun yang satu dengan daun selanjutnya adalah 144o (Larekang, 2015).
    Daun kelapa tersusun pada batang dengan pola spiral pada phillotaxis 2/5, yaitu daun keenam selalu berada diatas daun pertama. Jumlah daun pada kelapa dari setiap mahkota sebanyak 20-30 helai yang terbuka, sedangkan sekitar 40 daun masih terlipat membentuk tombak (Masrur, 2016).
    Tanaman kelapa digolongkan atas 2 tipe, yaitu kelapa tipe Dalam dan tipe Genjah. Kelapa tipe Dalam umumnya memiliki batang yang tinggi sekitar 15 meter dan bagian pangkal membengkak (disebut bol), mahkota daun terbuka penuh berkisar 30 – 40 daun, panjang daun berkisar 5 – 7 meter, berbunga pertama lambat berkisar 7 – 10 tahun setelah tanam, buah masak sekitar 12 bulan setelah penyerbukan, umur tanaman dapat mencapai 80 – 90 tahun, lebih toleran terhadap macam-macam jenis tanah dan kondisi iklim, kualitas kopra dan minyak serta sabut umumnya baik, pada umumnya menyerbuk silang (Rompas, 1989).
    Berbeda dengan kayu pada umumnya batang kelapa memiliki sel pembuluh yang berkelompok (vascular bundles) yang menyebar lebih rapat pada bagian tepi dari pada bagian tengah serta pada bagian bawah dan atas batang. Hal itu mengakibatkan kayu gergajian kelapa memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Batang kelapa memiliki keawetan yang rendah, mudah diserang organism perusak kayu seperti jamur dan serangga. Bagian keras batang kelapa yang tidak diawetkan dan dipasang ditempat terbuka langsung berhubungan dengan tanah maksimum dapat bertahan tiga tahun. Sedangkan untuk bagian lunak hanya beberapa bulan saja (Palomar, 1983).
    Pelepah kelapa merupakan bagian dari tanaman kelapa yang berupa tangkai daun. Pelepah merupakan salah satu biomassa limbah perkebunan yang cukup banyak dihasilkan dari perkebunan kelapa. Umumnya limbah pelepah kelapa dibiarkan begitu saja membusuk tanpa ada perlakuan pengolahan lebih lanjut. Pelepah kelapa memiliki kandungan nutrisi bahan kering setara dengan rumput alam yang tumbuh di padang penggembalaan. Kandungan zat-zat nutrisi pelepah kelapa adalah bahan kering 48,78%, protein kasar 5,3%, hemiselulosa 21,1%, selulosa 27,9%, serat kasar 31,09%, abu 4,48%, BETN 51,87%, lignin 16,9% dan silika 0,6% (Imsya, 2007).
    Pohon kelapa (Cocos nucifera) adalah tanaman perkebunan yang banyak tersebar di wilayah tropis. Produk utamanya adalah kopra, yang berasal dari daging buah yang dikeringkan. Pohon kelapa yang telah ditebang akan menjadi limbah yang merugikan bagi perkebunan tersebut karena akan menjadi sarang bagi perkembangbiakan kumbang badak (Oryctes rhinoceros) yang termasuk hama utama perkebunan kelapa di sekitarnya. Namun karena ketersediaan kayu yang semakin terbatas, batang kelapa mulai banyak dimanfaatkan sebagai pengganti kayu sehingga pembuangan limbah dapat dikurangi (Arancon, 1997).
    Jika satu hektar ditanami 100 - 200 pohon dengan rata-rata diameter 40 cm
dan tinggi batang 10 m, maka diperkirakan potensi kayu kelapa hibrida/ha adalah 125,6 - 251,2 m3 Bila luas perkebunan kelapa menurut BPS adalah 3,7 juta ha, umumnya memiliki batang pendek berkisar 12 meter dan agak kecil, tidak memiliki bol, panjang daun berkisar 3 – 4 meter, berbunga pertama cepat berkisar 3 – 4 tahun setelah tanam, buah masak berkisar 11-12 bulan sesudah penyerbukan, umur tanaman dapat mencapai 35 – 40 tahun,kualitas kopra dan minyak serta sabut kurang baik (Foale, 1992).
    Setiap tanaman memiliki tata letak daun yang berbeda. Hal ini menunjukkan setiap pertumbuhan  memiliki sistem phillotaxis yang berbeda. Dari phillotaxis ini dapat ditentukan rumus daun serta diagram duduk daun pada tumbuhan sehingga dapat juga kita gunakan sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan (Kurniawan, 2014).

Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industry berupa pohon batang lurus dari family palmae. Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia sehingga pohon tersebut disebut dengan pohon kehidupan (Haryadi, 2008).
    Kelapa merupakan tanaman serba guna dengan keragaman perkebunan kelapa yang menunjukkan : 1. Luas kepemilikian usaha tani rata-rata 0,5/ha keluarga, 2. Perkebunan dilaksanakan dalam bentuk monokultur, 3. Adopsi teknologi budidaya, 4. Produk hasil usaha tani primer, 5. Produktivitas usaha tani rendah (Arystia et al., 2013).
    Kelapa secara umum dibuat kopra yang merupakan komoditas unggul. Kelapa juga dapat diambil dengan buah kelapa yang belum diolah menjadi kopra. Biji kelapa diambil daging buahnya sedangan air yang terdapat pada buah dibuang (Supri et al., 2009).
     Hasil kelapa yang diperdagangkan sejak zaman dahulu adalah minyak kelapa. Dari abad ke 17 telah masuk ke Eropa dan Asia. Perdagan minyak kelapa dan kopra terus meningkat, maka modal asing di dunia mulai menaruh minat terhadap perebunan kelapa ini (Dinas perkebunan, 2010).
    Kelapa mempunyai daun menyerupai kelapa sawit dengan pelepah daun melekat dibatang dan meninggalkan bekas bila daunnya gugur. Produksi dan korelasi positif dengan produksi buah karena setiap daun dewasa mempunyai satu tandan (Suwarno et al., 2011).

No comments:

Post a Comment