Tanaman kelapa sawit mulai berbuah
setelah 2,5-3 tahun dan masak 5,5-6 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen
jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen,
dari 5 pokok terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen
adalah terdapat 10 buah yang jatuh secara alami di piringan pokok kelapa sawit.
Waktu panen buah
kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Waktu panen
yang tepat akan diperoleh kandungan minyak maksimal, tetapi pemanenan buah
kelapa sawit yang kelewat matang akan meningkatkan asam lemak bebas (ALB),
sehingga dapat merugikan karena sebagian kandungan minyaknya akan berubah
menjadi ALB dan menurunkan mutu minyak. Sebaliknya pemanenan buah yang masih
mentah akan menurunkan kandungan minyak, walaupun kandungan ALBnya rendah.
Untuk memudahkan
pemanena, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu
hingga mepet pokok membentuk tapak kuda. Pelepah daun yang telah dipotong
disusun rapi di tengah gawangan mati. Untuk mempercepat proses pengeringan
serta pembusukan, maka pelepah-pelepah daun tersebut dipotong menjadi 2-3
bagian. Cara pemanenan tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan
pangkalnya, maksimal 2 cm. Tandan buah yang telah dipanen diletakkan teratur di
pinggir jalan panen dan berondolan dikumpulkan terpisah dari tandan. Kemudian
tandan buah atau TBS (tandan buah segar) dan berondolan tersebut dikumpulkan di
tempat pengumpulan hasil (TPH). TBS hasil panenan harus segera diangkut ke
pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah, maka
kandungan ALBnya semakin meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 24
jam TBS setelah dipanen harus segera diolah.
Besarnya produksi kelapa sawit
sangat tergantung padaberbagai faktor, diantaranya jenis tanah, jenis bibit,
iklim dan teknologi yang diterapkan. Dalam keadaan yang optimal, produktivitas
kelapa sawit dapat mencapai 20-25ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak
kelapa sawit.
No comments:
Post a Comment