Teknis Budidaya Wortel (Daucus carrota)
1.
Pembibitan
1.1. Persyaratan Benih
Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, sumber benih yang menjadi bibit harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Tanaman tumbuh subur dan kuat.
b) Bebas hama dan penyakit/sehat.
c) Bentuknya seragam.
d) Dari jenis yang berumur pendek.
e)
Berproduksi tinggi.
1.2. Penyiapan Benih
Wortel diperbanyak secara generatif
dengan biji-bijinya. Biji (benih) wortel dapat dibeli di toko-toko saran
produksi pertanian terdekat, tetapi dapat pula membenihkan sendiri, terutama
atas jenis/varietas wortel lokal dan non hibrida.
Duryatmo, 2006 dalam
(Keliat, 2008), mengatakan bahwa Wortel dikembangkan dengan bijinya. Biji ini
disemaikan ditanah yang subur dan gembur. Bila tanahnya tidak gembur akan
terbentuk umbi yang tidak sempurna. Zacky (2010), menambahkan cara
penyemaian benih yang baik yaitu Biji wortel di taburkan langsung di tempat
penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang
dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat
dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama
lain. Kebutuhan benih untuk penanaman setiap are antara 150-200 gram. Para
petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar.
Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
Para petani di sentra produksi
sayuran sudah umum mempraktekan pembenihan (pembijian) wortel lokal dengan
tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut :
1.
Pilih tanaman wortel yang umurnya
cukup tua (± 3 bulan), tumbuhnya subur dan sehat. Bongkar (cabut) tanaman
wortel pilihan tadi, kemudian amati umbinya Umbi wortel yang baik dan sehat
jadikan pohon induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit mengkilap
kuning/jingga dan halus.
2.
Potong ujung umbi wortel maksimal
sepertiga bagian, pangkas pula tangkai daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang
lekat pada umbi.
3.
Siapkan lahan untuk kebun pembibitan
wortel dapat bentuk bedengan-bedengan yang diolah secara sempurna (dipupuk
kandang optimal).
4.
Buat lubang tanam dengan alat bantu
cangkul/tunggal pada jarak tanam 40-60 cm x 40-60 cm.
5.
Tanam umbi wortel pada lubang tanam,
padatkan tanahnya perlahan-lahan hingga menutup bagian leher batang.
6.
Buat alur-alur dangkal disepanjang
barisan tanaman (umbi) wortel sejauh ± 5 cm dari batang (dalam bentuk lubang
pupuk oleh tugal).
7.
Lakukan pemberian pupuk buatan
berupa campuran ZA+SP+KCL (1:2:2) sebanyak 10 gr/tanaman, kemudian pupuk
tersebut segera ditutup dengan tanah tipis.
8.
Pelihara kebun bibit wortel selama ±
3 bulan hingga menghasilkan tangkai buah dan biji dalam jumlah banyak.
9.
Petik tangkai buah wortel yang sudah
tua (kering), lalu jemur hingga kering untuk diambil biji-bijinya.
Tatacara penyiapan benih wortel adalah sebagai
berikut:
1.
Pilih benih wortel yang baik, yakni
berasal dari varietas unggul, murni, dan daya kecambahnya tinggi (lebih dari
90%).
2.
Gosok-gosokan benih wortel dengan
kedua belah telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan.
3.
Rendam benih wortel dalam air dingin
selama 12-24 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku (60°C) selama 15 menit.
Tujuan dari perendaman benih adalah mempercepat proses perkecambahannya.
4.
Tiriskan benih wortel dalam suatu
wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam
(disebar) di lahan kebun.
1.3. Teknik Penyemaian Benih
Biji wortel di taburkan langsung di
tempat penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir
memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah
tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm
satu sama lain.
Kebutuhan benih untuk penanaman setiap hektar antara
150-200 gram. Para petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih
untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Selama ditanam, pemeliharaan wortel
relatif mudah, yakni penyiangan bersamaan dengan pemupukan pada waktu tanaman
berumur 1 bulan sejak tanam. Pupuk yang diberikan berupa ZA 2 kuintal dan ZK 1
kuintal/hektar diletakkan sejauh 5 cm dari batangnya, baik sejajar dengan
barisan maupun dilarutkan dalam air untuk disiramkan kepada tanah.
Untuk merangsang pembentukan umbi
yang optimal perlu ditunjang pembubunan dan pengguludan sekaligus memperjarang
tanaman yang tumbuhnya sangat rapat. Sisakan tanaman yang pertumbuhannya baik
dan sehat pada jarak 5-10 cm.
Untuk mengendalikan hama serangga Semiaphis aphid dan S. daucisi penyerang daun serta lalat
Psilarosae pelubang umbi wortel perlu disemprot insektisida yang dianjurkan,
misal Folidol 0,2%.
2. Pengolahan Media Tanam
2.1. Persiapan
Mula-mula tanah dicangkul sedalam 40
cm, dan diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 15 ton setiap hektarnya.
Tanah yang telah diolah itu diratakan dan dibuat alur sedalam 1 cm dan jarak
antara alur 15-20 cm.
Areal yang akan dijadikan kebun wortel, tanahnya
diolah cukup dalam dan sempurna, kemudian diberi pupuk kandang 20 ton/ha, baik
dicampur maupun menurut larikan sambil meratakan tanah. Idealnya dipersiapkan
dalam bentuk bedengan-bedengan selebar 100 cm dan langsung dibuat
alur-alur/larikan jarak 20 cm, hingga siap ditanam.
2.2. Pembukaan Lahan
Membuka
Lahan
-
Babat pohon-pohon atau semak-semak
maupun tanaman lain yang tidak berguna.
-
Bersihkan lahan dari rumput-rumput
liar (gulma), batu kerikil dan sisa tanaman lain.
Mengolah
Tanah
-
Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga
strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor.
-
Biarkan tanah di kering anginkan
selama minimal 15 hari, agar kelak keadaan tanah benar-benar matang.
2.3. Pembentukan Bedengan
-
Olah tanah untuk kedua kalinya
dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah gembur.
-
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran
lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung
pada keadaan lahan.
2.4. Pengapuran
-
Lakukan pengapuran bila pH tanah
asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau
Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah. Dosis kapur yang diberikan berkisar
antara 0,75-10,24 ton/ha.
-
Campurkan kapur dengan lapisan tanah
atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata. Bila tidak turun
hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah.
2.5. Pemupukan
-
Sebarkan pupuk kandang yang telah
matang (jadi) sebanyak 15-20 ton/ha di permukaan bedengan, kemudian campurkan
dengan lapisan tanah atas secara merata. Pada tanah yang masih subur (bekas
kubis atau kentang), pemberian pupuk dapat ditiadakan.
-
Ratakan permukaan bedengan hingga
tampak datar dan rapi.
3. Teknik Penanaman
3.1. Penentuan Pola Tanaman
Tanah kebun dicangkul sedalam 30-40 cm dan
digemburkan. Setelah itu di buat bedengan tanaman selebar kurang lebih 100 cm
dan dibuat guritan dengan jarak kurang lebih 20 cm.
3.2. Pembuatan Lobang Tanam
Tanah diolah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya
gembur dengan menggunakan traktor/bajak dan alat cangkul.
3.3. Cara Penanaman
Tata cara penanaman (penaburan)
benih wortel melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.
Sebarkan (taburkan) benih wortel
secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang tersedia.
2.
Tutup benih wortel dengan tanah tipis
sedalam 0,5-1 cm.
3.
Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm
dari tempat benih arah barisan (memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis
pupuk yang diberikan adalah campuran TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan
KCl 150 kg (± 75 kg K2O/ha).
4.
Sebarkan pupuk tersebut secara
merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.
5. Tutup tiap
garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari
untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus
berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di
permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.
3.4. Pola Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan awal
tanaman wortel berlangsung lambat karena kemunculan kecambah dapat beragam dari
7 sampai lebih dari 20 hari, dan daun sejati pertama tidak berkembang hingga
3-4 minggu setelah tanam. Pertumbuhan yang lambat ini akan menyebabkan tanaman
wortel tidak dapat bersaing dengan gulma yang tidak dikendalikan, dapat dengan
mudah mengalahkan kecambah wortel. Akar tunggang, awalnya panjang, ramping,
tumbuh vertikal, mulai memanjang dengan cepat dan mencapai panjang potensialnya
dalam 12-24 hari setelah berkecambah ( Rubatzky, Vincent E dan Mas Yamaguchi,
1998 : 163 dan 168).
4. Pemeliharaan Tanaman
4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman
berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh
tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.
4.2. Penyiangan
Rumput-rumput liar (gulma) yang
tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air,
sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu
penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan
penjarangan tanaman dan pemupukan susulan.
Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput
liar dengan alat bantu kored/cangkul. Rumput liar yang tumbuh dalam parit
dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Tanah di sekitar
barisan tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal
batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah.
4.3. Pembubunan
Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan,
yaitu pada saat tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat
pendangiran ini dilakukan juga pembubunan.
4.4. Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk
pemupukan susulan adalah urea atau ZA. Dosis pupuk yang adalah urea 100 kg/ha
atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk susulan dilakukan bersamaan dengan
kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan.
Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan
secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke
dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera
ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
4.5. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel
memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue
1-2 kali sehari, terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh
besar, maka pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan
adalah agar tanah tidak kekeringan.
4.6. Waktu Penyemprotan Pestisida
Pengendalian secara kimiawi dapat
dilakukan dengan menggunakan insektisida Furadan 3 G atau Indofuran 3 G pada
saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang
dianjurkan.
5. Hama dan Penyakit
Tanaman wortel bukan asli Indonesia, namun di Indonesia sendiri budidaya wortel masih dilestarikan.
Hama dan penyakit pada tanman wortel merupakan kendali yang harus anda
tahu dan pencegahan sebaik-baiknya. Pelestarian tanaman wortel harus
dimulai dari sekarang.
Hama
dan penyakit pada tanaman wortel sering membuat para
petani kualahan untuk mengatasinya. Hama dan penyakit pada tanaman wortel
tersebut adalah sebagai berikut.
5.1. Hama
1. Ulat tanah (Agrotis
ipsilon Hufn.)
Hama ini sering disebut uler lutung
(Jawa) atau hileud taneuh (Sunda) dan "Cutworms" (Inggris). Serangga
dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat tua, bagian sayap depannya
bergaris-garis dan terdapat titik putih. Stadium hama yang merugikan tanaman
adalah ulat atau larva. Ciri: ulat tanah adalah berwarna coklat sampai hitam,
panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam tanah. Gejala: ulat tanah
menyerang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Akibat
serangan, tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak
hama. Pengendalian non kimiawi: dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi
atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera
dibunuh, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman. Pengendalian kimiawi:
dengan menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuran 3G pada saat tanam
atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kutu daun
(Aphid, Aphis spp.)
Ciri: kutu daun dewasa berwarna
hijau sampai hitam, hidup berkelompok di bawah daun atau pada pucuk tanaman.
Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan selnya, sehingga
menyebabkan daun keriting atau abnormal. Pengendalian: mengatur waktu tanam
secara serempak dalam satu hamparan lahan untuk memutus siklus hidupnya.
3. Lalat
atau magot (Psila rosae)
Gejala: stadium hama yang sering
merusak tanaman wortel adalah larvanya. Larva masuk ke dalam umbi dengan cara
menggerek atau melubanginya. Pengendalian: pergiliran tanaman dengan jenis yang
tidak sefamili atau disemprot insektisida Decis 2,5 EC dan lain-lain dengan
dosis yang dianjurkan.
5.2.
Penyakit
1. Bercak daun Cercospora
Penyebab: cendawan (jamur) Cercospora carotae (Pass.) Solheim.
Gejala: pada daun-daun yang sudah tua timbul bercak-bercak berwarna coklat muda
atau putih dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai hitam. Pengendalian: (1)
disinfeksi benih dengan larutan fungisida yang mengandung tembaga klorida satu
permil selama 5 menit; (2) pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak
sefamili; (3) pembersihan sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun; (4)
penyemprotan fungisida yang mangkus dan sangkil seperti Dithane M-45 0,2%.
2. Nematoda bintil akar
Penyebab: mikroorganisme nematoda
Sista (Heterodera carotae). Gejala:
umbi dan akar tanaman wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal.
Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak
sefamili, pemberaan lahan dan penggunaan nematisida seperti Rugby 10 G atau
Rhocap 10 G.
3. Busuk alternaria
Penyebab: cendawan Alternaria dauci Kuhn. Gejala: Pada daun
terjadi bercak-bercak kecil, berwarna coklat tua sampi hitam yang dikelilingi
oleh jaringan berwarna hijau-kuning (klorotik). Pada umbi ada gejala
bercak-bercak tidak beraturan bentuknya, kemudian membusuk berwarna hitam
sampai hitam kelam. Pengendalian: sama dengan cara yang dilakukan pada
Cercospora.
6. Panen
6.1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri tanaman wortel sudah
saatnya dipanen adalah sebagai berikut:
1.
Tanaman wortel yang telah berumur ±3
bulan sejak sebar benih atau tergantung varietasnya. Varietas Ideal dipanen
pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas
All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar lokal
Lembang 100-110 hst.
2.
Ukuran umbi telah maksimal dan tidak
terlalu tua. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi
keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan.
Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran
kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah).
Khusus bila dipanen umur muda atau "Baby
Carrot" dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
-
Umur panen sekitar 50-60 hari
setelah tanam.
-
Ukuran umbi sebesar ibu jari tangan,
panjangnya antara 6-10 cm dan diameternya sekitar 1-2 cm.
6.2. Cara
Panen
Cara panen wortel relatif gampang,
yaitu dengan mencabut seluruh tanaman bersama umbinya. Tanaman yang baik dan
dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara 20-30 ton/hektar.
7. Pascapanen
7.1. Pengumpulan
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman)
wortel yang usai dipanen pada suatu tempat yang strategis, misalnya di pinggir
kebun yang teduh, atau di gudang penyimpanan hasil.
7.2.
Penyortiran dan Penggolongan
-
Pilih umbi yang baik sambil
memisahkan umbi yang rusak, cacat, atau busuk secara tersendiri.
-
Klasifikasikan umbi wortel yang baik
berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
7.3.
Penyimpanan
Simpan hasil panen wortel dalam
wadah atau ruangan yang suhunya dingin dan berventilasi baik.
7.4.
Pengemasan dan Pengangkutan
-
Ikat umbi wortel menjadi
ikatan-ikatan tertentu sehingga praktis dalam pengangkutan dan penyimpanannya.
-
Potong sebagian tangkai daun untuk
disisakan sekitar 15-20 cm.
-
Angkut hasil wortel ke pasar dengan
menggunakan alat angkut yang tersedia di daerah setempat.
Khusus untuk sasaran pasar Swalayan,
Gelael, Hero, dan lain-lain di kota-kota besar, umbi wortel biasanya dikemas
dalam kantong plastik atau kontainer polietilin bening.
No comments:
Post a Comment