Teknis budidaya Tanaman Terung (Solanum melongena)
Tanaman Terung (Solanum melongena)
Persiapan Benih
Kebutuhan benih untuk satu hektar 150-500 gr biji
dengan daya tumbuh 75% dan untuk setiap 1 ha luas areal dibutuhkan sekitar
12.000-13.000 bibit. Biji tumbuh kurang
lebih 10 hari setelah disemai. (Edi dan
Bobihoe, 2010).
Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dalam larutan Previkur
N (0,1%) selama ± 2 jam, kemudian dikeringkan. Benih disebar merata
pada bedengan dengan media berupa campuran tanah dan pupuk organik (1:1)
tutup dengan tanah tipis, kemudian ditutup dengan alang-alang atau daun
pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan dan ditutup
dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari,
bibit dipindahkan ke bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang
sama. Lakukan penyiraman sesuai dengan keadaan tanaman. Bibit siap
dipindahkan ke lapangan setelah mempunyai 4-5 helai daun (Edi dan Bobihoe, 2010).
Dalam buku Soetasad
dkk (2003), pengecambahan benih terong
dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1.
Pengecambahan dengan kantung
Benih dimasukanna ke dalam kantong kertas saring
atau kantung plastic yang telah dilubangi. Kemidian benih bersama kemasan
direndam dalam air hangat bersuhu 30-35o C selama 4-6 jam lalu
diangkat, dirirskan dan dibungkus kain tebal yang basah. Bungkusan benih
dimasukkan kedalam kaleng pemeraman dan di dalam kaleng pemeraman ditempatkan
lampu 5 watt. Suhu pemeraman diatur sekitar 25-30o C. benih diperam
24 jam. Setelah waktu pemeraman cukup, bungkusan benih diangkat dan dibuka lalu
dibiarkan terbuka dalam keadaan lembab selama 24 jam, setelah kecambah tumbuh
sekitar 2-3 mm lalu ditanamn dalam polibeg semai.
2.
Pengecambahan pada bak pasir
Bak pasir dibuat dari papan berukuran 50 cmx50cmx10
cm atau tergantung kebutuhan. Bagian dasar bak dibuat lubang. Bak diisi pasir
setinggi 7-8 cm kemudian permukaan diratakan. Benih disebar di dalam alur
dengan kedalam 1 cm dan jarak antar alur 5 cm lalu disiram dan dijaga
kelembabannya. Setelah 6-10 hari, kecambah dipindah ke polibeg semai.
3.
Pengecambahan langsung
Pengecambahan langsung dilakukan dengan cara benih
disebarkan langsung ke dalam polibeg. Agar benih cepat berkecambah kelembaban
dan suhu media perlu dipertahankan, caranya dengan menutup permukaan media
menggunakan karung basah. Kelemahan cara ini adalah belum tentu semua benih
dapat berkecambah dan tidak adanya seleksi benih atau kecambah sebelumnya.
Pengolahan Tanah
Tanah yang akan ditanami dicangkul 2-3 kali dengan
kedalaman 20-30 cm. Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang disesuaikan
dengan kondisi lahan, jarak antara bedengan 50 cm. Pada tanah dengan pH <5
lakukan pengapuran dengan dolomit/kalsit 1-2 t/ha 3 minggu sebelum tanam.
Diantara bedengan dibuat parit dengan kedalaman 30 cm. Apabila menggunakan
mulsa plastik, pemasangan dilakukan setelah pembuatan bedengan. Pupuk organik
atau kompos diberikan 0,5-1 kg per lubang tanam, 1 minggu sebelum tanam(Edi dan Bobihoe, 2010).
Penanaman
Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Jarak
tanam dalam barisan 50-70 cm (tergantung varietas) dan jarak antar barisan
80-90 cm, pada tiap bedengan terdapat dua baris tanaman. Lakukan penyiraman
secukupnya, karena tanaman tidak tahan terhadap kekeringan dan kelebihan
air (Edi dan Bobihoe, 2010).
Pemupukan
Pupuk buatan diberikan setelah tanaman berumur 1-2 minggu
setelah tanam berupa ZA dan ZK dengan perbandingan 1:1 sebanyak 10 gr/tanaman
disekeliling tanaman dengan jarak ± 5 cm dari pangkal batang. Pemupukan
berikutnya diberikan saat tanaman berumur 2-3 bulan, berupa ZA 150 kg dan ZK
150 kg/ha. Pada musim kemarau pemupukan dianjurkan secara kocor (Edi dan Bobihoe, 2010).
Pemeliharaan
Penyiangan dilakukan sesuai dengan keadaan gulma,
dapat dilakukan secara manual atau dengan cangkul. Penyiraman dilakukan sesuai
dengan kebutuhan tanaman, pada musim hujan drainase perlu diperdalam.
Pertumbuhan tanaman yang terlalu subur perlu dilakukan perompesan yaitu
pengurangan daun. Pada tanaman yang relatif lebih tinggi perlu pemasangan
ajir (Edi dan Bobihoe, 2010).
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan maksimal 15
hari setelah tanam. Pemasangan ajir dilakukan seawal mungkin agar tidak
menganggu perakaran. Tancapkan
ajir setinggi 80-100 cm secara individu dekat batang tanaman. Penyiangan dan penggemburan dilakukan dengan menyiangi tanaman bersamaan dengan pemupukan susulan.
Gemburkan tanah dengan hati-hati apabila tanah memadat. Pemangkasan
(perempelan) dilakukan dengan mematahkan tunas liar dengan tangan atau gunting
atau pisau tajam. Selain tunas liar, perempelan juga dilakukan terhadap bunga
pertama. Pemulsaan berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga
kestabilan suhu udara dan kelembaban tanah, mencegah atau menekan resiko
serangan penyakit busuk buah. Pemulsaan dilakukan seawal mungkin setelah tanam,
tutuplah permukaan tanah dengan jerami padi setebal 3 - 5 cm (LIPTAN, 2010).
Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama utama yang menyerang tanaman terung antara lain
kutu daun (Myzus persicae), kutu kebul (Bermisida tabaci),
pengorok daun (Lirimyza sp.), dan oteng-oteng (Epilachna sp.)
Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning sebanyak 40
buah/ha. Penyakit utama yang menyerang tanaman layu bakteri, busuk buah bercak
daun antraknose busuk leher akar dan rebah semai. Pengendalian dilakukan dengan
menanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan
drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman
sakit. Apabila harus menggunakan pestisida gunakan pestisida yang aman dan
selektif seperti pestisida nabati, biologi atau pestisida piretroid sintetik (Edi dan Bobihoe, 2010).
Panen
dan Pasca Panen
Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan
tergantung dari jenis varietas. Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya
telah maksimum dan masih muda. Waktu yang paling tepat untuk panen pagi atau
sore hari. Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat
yang tajam. Pemetikan buah berikutnya dilakukan 3-7 hari sekali dengan cara
memilih buah yang sudah siap dipetik. Buah terung tidak dapat disimpan lama sehingga
harus dipasarkan segera setelah panen. Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan
warna (Edi dan Bobihoe, 2010).
No comments:
Post a Comment