Tuesday, August 26, 2014

Teknis budidaya Tanaman Terung (Solanum melongena)

Teknis budidaya Tanaman Terung (Solanum melongena)
Tanaman Terung (Solanum melongena)
Persiapan Benih
Kebutuhan benih untuk satu hektar 150-500 gr biji dengan daya tumbuh 75% dan untuk setiap 1 ha luas areal dibutuhkan sekitar 12.000-13.000 bibit.  Biji tumbuh kurang lebih 10 hari setelah disemai. (Edi dan Bobihoe, 2010).
Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dalam larutan Previkur N (0,1%) selama ± 2 jam, kemudian dikeringkan. Benih disebar merata pada bedengan dengan media berupa campuran tanah dan pupuk organik (1:1) tutup dengan tanah tipis, kemudian ditutup dengan alang-alang atau daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan dan ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama. Lakukan penyiraman sesuai dengan keadaan tanaman. Bibit siap dipindahkan ke lapangan setelah mempunyai 4-5 helai daun (Edi dan Bobihoe, 2010).
Dalam buku Soetasad dkk (2003),  pengecambahan benih terong dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1.      Pengecambahan dengan kantung
Benih dimasukanna ke dalam kantong kertas saring atau kantung plastic yang telah dilubangi. Kemidian benih bersama kemasan direndam dalam air hangat bersuhu 30-35o C selama 4-6 jam lalu diangkat, dirirskan dan dibungkus kain tebal yang basah. Bungkusan benih dimasukkan kedalam kaleng pemeraman dan di dalam kaleng pemeraman ditempatkan lampu 5 watt. Suhu pemeraman diatur sekitar 25-30o C. benih diperam 24 jam. Setelah waktu pemeraman cukup, bungkusan benih diangkat dan dibuka lalu dibiarkan terbuka dalam keadaan lembab selama 24 jam, setelah kecambah tumbuh sekitar 2-3 mm lalu ditanamn dalam polibeg semai.
2.      Pengecambahan pada bak pasir
Bak pasir dibuat dari papan berukuran 50 cmx50cmx10 cm atau tergantung kebutuhan. Bagian dasar bak dibuat lubang. Bak diisi pasir setinggi 7-8 cm kemudian permukaan diratakan. Benih disebar di dalam alur dengan kedalam 1 cm dan jarak antar alur 5 cm lalu disiram dan dijaga kelembabannya. Setelah 6-10 hari, kecambah dipindah ke polibeg semai.
3.      Pengecambahan langsung
Pengecambahan langsung dilakukan dengan cara benih disebarkan langsung ke dalam polibeg. Agar benih cepat berkecambah kelembaban dan suhu media perlu dipertahankan, caranya dengan menutup permukaan media menggunakan karung basah. Kelemahan cara ini adalah belum tentu semua benih dapat berkecambah dan tidak adanya seleksi benih atau kecambah sebelumnya.
Pengolahan Tanah
Tanah yang akan ditanami dicangkul 2-3 kali dengan kedalaman 20-30 cm. Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antara bedengan 50 cm. Pada tanah dengan pH <5 lakukan pengapuran dengan dolomit/kalsit 1-2 t/ha 3 minggu sebelum tanam. Diantara bedengan dibuat parit dengan kedalaman 30 cm. Apabila menggunakan mulsa plastik, pemasangan dilakukan setelah pembuatan bedengan. Pupuk organik atau kompos diberikan 0,5-1 kg per lubang tanam, 1 minggu sebelum tanam(Edi dan Bobihoe, 2010).
Penanaman
Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Jarak tanam dalam barisan 50-70 cm (tergantung varietas) dan jarak antar barisan 80-90 cm, pada tiap bedengan terdapat dua baris tanaman. Lakukan penyiraman secukupnya, karena tanaman tidak tahan terhadap kekeringan dan kelebihan air       (Edi dan Bobihoe, 2010).
Pemupukan
Pupuk buatan diberikan setelah tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam berupa ZA dan ZK dengan perbandingan 1:1 sebanyak 10 gr/tanaman disekeliling tanaman dengan jarak ± 5 cm dari pangkal batang. Pemupukan berikutnya diberikan saat tanaman berumur 2-3 bulan, berupa ZA 150 kg dan ZK 150 kg/ha. Pada musim kemarau pemupukan dianjurkan secara kocor  (Edi dan Bobihoe, 2010).
Pemeliharaan
Penyiangan dilakukan sesuai dengan keadaan gulma, dapat dilakukan secara manual atau dengan cangkul. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, pada musim hujan drainase perlu diperdalam. Pertumbuhan tanaman yang terlalu subur perlu dilakukan perompesan yaitu pengurangan daun. Pada tanaman yang relatif lebih tinggi perlu pemasangan ajir   (Edi dan Bobihoe, 2010).
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan maksimal 15 hari setelah tanam. Pemasangan ajir dilakukan seawal mungkin agar tidak menganggu perakaran. Tancapkan ajir setinggi 80-100 cm secara individu dekat batang tanaman. Penyiangan dan penggemburan dilakukan dengan menyiangi  tanaman bersamaan dengan pemupukan susulan. Gemburkan tanah dengan hati-hati apabila tanah memadat. Pemangkasan (perempelan) dilakukan dengan mematahkan tunas liar dengan tangan atau gunting atau pisau tajam. Selain tunas liar, perempelan juga dilakukan terhadap bunga pertama. Pemulsaan berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kestabilan suhu udara dan kelembaban tanah, mencegah atau menekan resiko serangan penyakit busuk buah. Pemulsaan dilakukan seawal mungkin setelah tanam, tutuplah permukaan tanah dengan jerami padi setebal 3 - 5 cm (LIPTAN, 2010).

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama utama yang menyerang tanaman terung antara lain kutu daun (Myzus persicae), kutu kebul (Bermisida tabaci), pengorok daun (Lirimyza sp.), dan oteng-oteng (Epilachna sp.) Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha. Penyakit utama yang menyerang tanaman layu bakteri, busuk buah bercak daun antraknose busuk leher akar dan rebah semai. Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit. Apabila harus menggunakan pestisida gunakan pestisida yang aman dan selektif seperti pestisida nabati, biologi atau pestisida piretroid sintetik (Edi dan Bobihoe, 2010).
Panen dan Pasca Panen

Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas. Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda. Waktu yang paling tepat untuk panen pagi atau sore hari. Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam. Pemetikan buah berikutnya dilakukan 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik. Buah terung tidak dapat disimpan lama sehingga harus dipasarkan segera setelah panen. Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan warna  (Edi dan Bobihoe, 2010).

No comments:

Post a Comment