C. Tanaman Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.)
Budidaya Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
Sejarah tomat dimulai
ratusan tahun yang lalu. Tomat mula-mula didapat di antara celah-celah batu
pegunungan Peru. Kemudian muncul di Mexico. Bangsa Indian suku Aztec
menyebutnya xitomatle. Oleh orang
Spanyol nama itu disingkatnya menjadi timato, ketika mereka membawanyanya
pulang ke negerinya. Dari Spanyol tomat menjalar ke perbatasan Italia dan
Prancis menjadi saus (Anggota IKAPI,
2000).
Pada saat ini buah tomat telah
mempunyai kedudukan yang baik, walaupun belum merata dalam menu atau gizi
masyarakat. Walaupun buah tomat sudah dikenal dan disayang oleh masyarakat,
tetapi penanamannya sebagian besar masih terbatas di daerah dataran tinggi. Di
dataran rendah lebih diutamakan menanam jenis-jenis terung yang nilai gizinya
setinggi buah tomat. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan hasilnya kurang
atau jenis bibitnya tidak cocok, atau kultur teknis yang belum memadai
(Rismunandar, 2001).
Kebutuhan akan tomat terus meningkat namun di sisi lain
lahan untuk budidayanya semakin berkurang. Oleh karena itu teknologi budidaya
tomat yang hemat lahan seperti hidroponik mutlak diperlukan, tidak hanya dalam
skala besar (nursery) tapi juga skala kecil (rumah tangga) sehingga
kebutuhan akan tomat dapat terpenuhi dengan baik (Kusumawardhani, 2002).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman tomat
toleran terhadap beberapa kondisi lingkungan tumbuh. Namun tanaman ini
menghendaki sinar yang cerah sedikitnya 6 jam lama penyinaran serta temperatur
yang sejuk. Agar tumbuh optimum diperlukan suhu antara 20 – 25°C. Apabila suhu
melebihi 26°C, di daerah tropik,
hujan lebat dan mendung menyebabkan dominasi pertumbuhan vegetatif disamping masalah
serangan penyakit tanaman (Ashari, 1995).
Budidaya tomat
dapat dilakukan dari ketinggian 0-1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran
tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dgn suhu siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C-20°C. Pada temperatur
tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada
temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur
ideal antara 24 °C - 28°C. Curah hujan antara 750-125 mm/tahun, dengan
irigasi yang baik (www.ketawang.co.tv, 2010).
Kelembaban relatif yang
tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda
karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih
banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme
pengganggu tanaman (Ikamaja, 2009).
Tanah
Tanaman
tomat tidak memilih-milih jenis tanah. Ditanah yang enteng dan banyak
mengandung pasir hingga tanah yang berat pun ia dapat tumbuh dan menghasilkan,
yang penting kesuburan tanahnya cukup mengandung zat hara yang dibutuhkan,
dapat menahan air dengan baik namun tidak berarti air diperbolehkan menggenang,
mudah diserulkan, dan permukaan tanah tidak boleh padat atau mengering dengan
cepat. Air yang menggenang akan berakibat fatal, sebab akar mudah membusuk dan
mudah pula diserang penyakit
(Rismunandar, 2001).
Tanah dengan derajat
keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat. Dalam pembudidayaan
tanaman tomat,
sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu
dibuat teras-teras dan tanggul
(Ikamaja, 2009).
No comments:
Post a Comment