Tuesday, August 26, 2014

Budidaya Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)

C.  Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
Budidaya Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)
Sejarah tomat dimulai ratusan tahun yang lalu. Tomat mula-mula didapat di antara celah-celah batu pegunungan Peru. Kemudian muncul di Mexico. Bangsa Indian suku Aztec menyebutnya xitomatle. Oleh orang Spanyol nama itu disingkatnya menjadi timato, ketika mereka membawanyanya pulang ke negerinya. Dari Spanyol tomat menjalar ke perbatasan Italia dan Prancis menjadi saus (Anggota IKAPI, 2000).
            Pada saat ini buah tomat telah mempunyai kedudukan yang baik, walaupun belum merata dalam menu atau gizi masyarakat. Walaupun buah tomat sudah dikenal dan disayang oleh masyarakat, tetapi penanamannya sebagian besar masih terbatas di daerah dataran tinggi. Di dataran rendah lebih diutamakan menanam jenis-jenis terung yang nilai gizinya setinggi buah tomat. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan hasilnya kurang atau jenis bibitnya tidak cocok, atau kultur teknis yang belum memadai (Rismunandar, 2001).

            Kebutuhan akan tomat terus meningkat namun di sisi lain lahan untuk budidayanya semakin berkurang. Oleh karena itu teknologi budidaya tomat yang hemat lahan seperti hidroponik mutlak diperlukan, tidak hanya dalam skala besar (nursery) tapi juga skala kecil (rumah tangga) sehingga kebutuhan akan tomat dapat terpenuhi dengan baik (Kusumawardhani, 2002).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman tomat toleran terhadap beberapa kondisi lingkungan tumbuh. Namun tanaman ini menghendaki sinar yang cerah sedikitnya 6 jam lama penyinaran serta temperatur yang sejuk. Agar tumbuh optimum diperlukan suhu antara 20 – 25°C. Apabila suhu melebihi 26°C, di daerah tropik, hujan lebat dan mendung menyebabkan dominasi pertumbuhan vegetatif disamping masalah serangan penyakit tanaman (Ashari, 1995).
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0-1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dgn suhu siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C-20°C. Pada temperatur tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal antara 24 °C - 28°C.  Curah hujan antara 750-125 mm/tahun, dengan irigasi yang baik (www.ketawang.co.tv, 2010).
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman (Ikamaja, 2009).
Tanah
Tanaman tomat tidak memilih-milih jenis tanah. Ditanah yang enteng dan banyak mengandung pasir hingga tanah yang berat pun ia dapat tumbuh dan menghasilkan, yang penting kesuburan tanahnya cukup mengandung zat hara yang dibutuhkan, dapat menahan air dengan baik namun tidak berarti air diperbolehkan menggenang, mudah diserulkan, dan permukaan tanah tidak boleh padat atau mengering dengan cepat. Air yang menggenang akan berakibat fatal, sebab akar mudah membusuk dan mudah pula diserang penyakit                  (Rismunandar, 2001).
Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat.  Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul
(Ikamaja, 2009). 

No comments:

Post a Comment