Penggerek
Batang Padi
Ngengat penggerek padi umumnya meletakkan telur pada malam hari antara
pukul 19.00 – 22.00. Peletakkan telur terjadi sejak malam pertama setelah
menjadi ngengat hingga 3-5 malam berikutnya. Telur diletakkan dalam
kelompok, satu kelompok tiap malam. Peletakkan telur tiap kelompok
berlangsung selama 10-35 menit dan diletakkan secara acak.
Ngengat aktif pada malam hari, tertarik cahaya dan mempunyai daya terbang
yang kuat. Ngengat Scirpophaga muncul dari pupa antara pukul 19.00
- 21.00, sedangkan Chilo muncul antara pukul 15.00-23.00. Pada
siang hari ngengat bersembunyi di permukaan bawah daun atau pada
rumput-rumputan.
Jarak tempuh terbang ngengat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, antara lain
angin, cahaya, curah hujan dan suhu. Ngengat mampu terbang sejauh 6-10
kilometer, dan lebih jauh apabila mengikuti angin.
.
Telur
Ngengat betina mampu bertelur 100-600 butir. Semua ngengat
penggerek padi meletakkan telurnya secara berkelompok dengan jumlah telur
50-150 butir per kelompok.
Berdasarkan bentuk dan lokasi peletakkan telurnya,
maka penggerek dapat digolongkan menjadi 3 kelompok
Larva keluar dari samping atau atas kelompok telur menembus lapisan
rambut penutup juga dapat keluar dari bawah kelompok telur tersebut dengan
membuat 2-3 lubang untuk menembus daun.
Telur biasanya menetas pada pagi hari. Cara perpindahan larva yang
baru menetas tergantung pada fase pertumbuhan padi.
Pada umumnya sebagian larva Scirpophaga dan Chilo bergerak
menuju bagian pucuk tanaman, kemudian menggantungkan diri dengan benang halus
dan terayun-ayun oleh angin, lalu jatuh ke air atau tanaman lain. Selama
beberapa jam larva mengembara sampai menemukan tempat yang cocok untuk
menggerek ke dalam batang melalui celah antara pelepah dan batang di sela
pucuk, atau menggerek langsung pada pelepah daun. Larva Sesamia
yang keluar dari telur tetap tinggal dan menggerek pelepah daun.
Pada tanaman sebelum berbunga, larva menggerek masuk melalui pelepah,
lalu pindah ke tangkai malai dan terus menuju ke bawah. Larva menggerek batang
dari bagian atas ke arah pangkal batang. Gerakan larva tersebut
mempengaruhi pertumbuhan tanaman di atas gerekan, yang dapat menimbulkan gejala
sundep pada stadia pertumbuhan vegetatif, dan beluk pada fase pertumbuhan
generatif.
Seekor larva mampu merusak beberapa tunas sebelum ia menjadi pupa.
Perpindahan larva dari satu tunas atau tanaman ke tunas/tanaman lainnya terjadi
karena keadaan tertentu, seperti permukaan air yang menggganggu, kondisi tanaman
yang tidak cocok atau persaingan dengan larva lain. Stadium larva keenam jenis
penggerek berkisar 22-45 hari. Di Indonesia larva penggerek kuning di
lapang berkisar 28-35 hari.
Pada lingkungan yang buruk (kemarau panjang), larva instar akhir
penggerek padi putih dapat berdiapause yaitu dengan menghentikan pertumbuhan
dan perkembangannya untuk sementara guna menghindari keadaan lingkungan yang
kurang menguntungkan.
Pupa
Pupa penggerek Scirpophaga terbungkus oleh kokon berwarna
putih dalam ruas batang terbawah dekat bakal lubang keluar, sedangkan pupa
penggerek Chilo dan sesamia tidak terbungkus dalam kokon.
Pupa Chilo dan Scirpophaga umumnya terdapat dalam pangkal batang
beberapa cm di atas permukaan tanah/air, sedang pupa sesamia terdapat diantara
pelepah dan batang.Penggerek
Batang Padi.
No comments:
Post a Comment