Jagung adalah tanaman purba. Sebagaimana ditunjukkan dari
sisaan kelobot, yang terunut sampai sekitar 5000 SM. yang ditemukan
dipenggalian sejarah gua Tehuacan, Meksiko. Domestikasi tanaman ini
diperkirakan telah dimulai pada kurun waktu tersebut. Dua genus utama Poaceae
(Graminaceac) yang berasal dari benua Amerika adalah Zea dan Tripsacum. Nenek
moyang jagung yang umumnya disepakati adalah teosinte. Zea mays var Mexicana.
Tanaman jagung yang ada sekarang dapat menyerbuki teosinte dan dapat
menghasilkan biji silangan tetapi menghasilkan keturunan yang tidak berguna.
Salah satu teoi menyatakan bahwa bentuk jagung berpolong yang sekarang telah
punah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Linnaeus seorang ahli botani memberikan nama Zea mays untuk tanaman jagung. Zea
berasal dari bahasa Yunani yang digunakan untuk mengklasifikasian jenis
padi-padian. Adapun Zea mays berasal
dari bahasa Indian, yaitu Mahiz atau Marisi yang kemudian digunakan untuk
sebutan spesies. Sampai sekarang nama latin jagung disebut Zea mays Linn. (Rukmana, 1997).
Produksi
jagung tahun 2010 (ARAM III) diperkirakan sebesar 17,84 juta ton pipilan
kering, naik 214,93 ribu ton (1,22 persen) dibandingkan produksi tahun 2009.
Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan produktivitas 0,80
kuintal/hektar (1,89 persen), sedangkan luas panen diperkirakan turun 26,87
ribu hektar (0,65 persen). Kenaikan produksi jagung tahun 2010 sebesar 214,93
ribu ton (1,22 persen) terjadi pada subround Januari–April sebesar
106,28 ribu ton (1,18 persen) dan perkiraan subround September−Desember
sebesar 130,47 ribu ton (3,71 persen), sedangkan subround Mei−Agustus mengalami
penurunan sebesar 21,82 ribu ton (0,43 persen) dibandingkan dengan produksi
pada Subround yang sama tahun 2009 (BPS, 2013).
Jagung adalah tanaman menyerbuk silang. Galur murni bagi
pengujian adaptasi terhadap cekaman lingkungan tidak tersedia dalam koleksi
plasma nuftah alami. Sejalan dengan pemanfaatan koleksi plasma nutfah secara
maksimal yang disarankan Jensen untuk tanaman menyerbuk sendiri, Eberhart et al
(1967) menyarankan system pemulihan
komperehensif untuk jagung dan tanaman menyerbuk silang lainnya (Makmur, 2003).
No comments:
Post a Comment