Tuesday, February 4, 2014

JURNAL PENELITIAN IMBIBISI BIJI

         Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya imbibisi pada kacang merah dan padi adalah tekanan, kulit biji, dan substratnya. Semakin kecil tekanan benih daripada tekanan larutan, maka semakin besar juga proses imbibisi. kulit biji tipis, mengandung subsrat yang mudah larut dalam air dan tidak mudah kering pada tanaman yang biasanya terjadi. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi dan Suprayanti (2009) yang menyatakan bahwa perpindahan air dari tekanan yang tinggi ke tekanan rendah dan disebut tekanan osmosis.
         Faktor yang mempengaruhi ketidakakuratan data disebabkan oleh kurangnya perhatian yang mengakibatkan potensi air biji rendah akan menghambatproses imbibisi biji, dimana hal ini terjadi pada biji yang kering dan keriput. Selain itu juga dipengaruhi komponen absorpsi dan substansi biji. Hal ini sesuai dengan literatur Kartasapoetra (2004) yang menyatakan bahwa kadar air benih pada kondisi dipengaruhi oleh factor kelembapan relative yang dimanfaatkan secara gambar grafis antara kadar air benih dan lembab relative.
         Perendaman biji yang lebih baik adalah pada waktu 48 jam. Hal ini karena waktu tersebut pengabsorbsian air oleh biji diharapkan mencapai 90% dan proses imbibisi terjadi. Hal ini sesuai dengan literature Milthrope (1988) yang menyatakan bahwa kadar air diatas 14% akan mengakibatkan biji berkecambah dan pada proses ini mengalami imbibisi dari perkecambahan.
         Berat padi yang direndam selama 48 jam bertambah sebesar 18 gr, sedangkan pada kacang merah 25,5gr. Hal ini karena kacang merah mengandung protein dan padi mengandung zat tepung. Zat tepung lebih mudah larut,tetapi padi memiliki kulit yang tipis, sehingga lebih banyak menyerap air dan biji bertambah besar. Oleh karena itu, air yang diserap dapat menuju embrio dan endosperm.
         Pada percobaan diperoleh padi memiliki pertambahan beratdari hasilpenyerapan karena fluktuasi pertambahan beratnya tiap satuan waktu tak naik melainkan beritme naik. Hal ini dikarenakan oleh radikula. Hal itu sesuai dengan literature Wilkins (1994) yang menyatakan bahwa penyerapan air akan meningkat pada saat munculnya radikula, penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh.
         Pada percobaan diperoleh bahwa persentase kadar air tertinggi pada padi diperlakuan 48 jam sebesar 44,44% sednagkan pada kacang merah pada perlakuan 48 jam sebesar 60,7%. Hal ini dikarenakan penyerapan air oleh biji kacang merah lebih fluktuatif daripada penyerapan air pada biji padi. Hal ini sesuai dengan literature Kartasapoetra (2004) yang menyatakan bahwa penyerapan kadar air oleh benih dipengaruhi oleh kelembaban relative tiap waktu perendaman.
         Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa biji padi persen kadar air tertinggi adalah pada perendaman selama 48 jam sebesar 44,44% dan terkecil pada perendaman 1 jam sebesar 28,57%. Hal ini terjadi karena pada kondisi berbeda memungkinkan penyerapan air yang berbeda, sehingga variasi perbedaan, sehingga variasi perbedaan besar. Hal ini sesuai dengan literatur Wilkins (1994) yang menyatakan bahwa penyerapan air terjadi samapi sel/jaringan yang mempunyai kandungan air 2% samapi dengan 90%.

         Dari hasil percobaan daya hisap yang paling tinggi pada biji kacang merah yakni 60,7 pada perendaman 48 jam. Hal ini terjadi karena kacang merah memiliki kulit biji yang tipis dan luas penampang yang besar sehingga memungkinkan masuknya air terabsorbsi banyak. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (1998) yang menyatakan bahwa air yang tersedia dan akar memungkinkan terjadinya absorbs yang memungkinkan masuknya air hingga embrio dan endosperm.

No comments:

Post a Comment