Komoditi
|
Da (mm)
|
Db (mm)
|
Jagung (Zea mays L.)
|
57 mm
|
122 mm
|
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus
L.)
|
53 mm
|
111 mm
|
Perhitungan
Komoditi
: Jagung (Zea mays L.)
Va
Jagung = πr Da
= 3,14(2,5)(57)
= 447,45
Vb Jagung = πr Db
= 3,14(2,5)(122)
= 957,7
Pa
Jagung = Da = 57 = 4,38 mm
13 13
Pb Jagung = Da
= 122 = 9,38 mm
13 13
Va’ Jagung = Va
jagung + Va (760-Pa)
760
=
447,45 + 447,45 (760-4,38)
760
= 338209,59
760
= 445,01
Vb’
Jagung =
Vb jagung + Vb (760-Pb)
760
= 957,7 + 957,7 (760-9,38)
760
= 957,7
+718868,774
760
= 947,14
Maka,
KR jagung = Vb’ – Va’
Vb
= 947,14 – 445,01
957,7
= 0,53
Komoditi
: Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)
Va
Kacang Hijau = πr Da
=
3,14(2,5)(53)
= 416,26
Vb Kacang Hijau = πr Db
= 3,14 (2,5) (111)
= 871,79
Pa Kacang
Hijau = Da = 53 = 4,07 mm
13
13
Pb Kacang
Hijau = Da = 111 = 8,53 mm
13
13
Va’ Kacang
Hijau =
Va kacang hijau + Va (760-Pa)
760
=
416,26 + 416,26 (760-4,07)
760
= 416,26 + 416,26(755,93)
760
=
414,36
Vb’ Kacang
Hijau =
Vb kacang hijau + Vb (760-Pb)
760
=
871,79 + 871,79 (760-8,53)
760
= 871,79
+ 871,79 (751,47)
760
= 863,15
Maka
KR Kacang Hijau = Vb’ – Va’
Vb
= 863,15 – 414,36
871,79
= 0,51
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh KR jagung (Zea mays L.) adalah sebesar 0,53 . Hal ini dikarenakan bahwa jangung
mengandung Karbohidrat yang tinggi dan kandungan lemak yang rendah sehingga
laju respiasi tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Salisburi dan Ross (1991)
yang menyatakan bahawa pada dasarnya, proses respirasi bertujuan untuk
menghasilkan ernergi yang dipengaruhi oleh ketersediaan substrat. Substrat pada
tanaman adalah hal yang penting dalam melakukan respirasi . Tumbuhan yang
memiliki kandungan substrat yang banyak maka laju respirasinya akan meningkat
Berdasarkan hasil
praktikum, didapat KR kacang hijau (Phaseolus
radiates L.) adalah sebesar 0,51.
Hal ini karena kacang hijau mengandung protein dan lemak yang tinggi sedangkan
faktor yang mempengaruhi tingginya laju respirasi adalah pada substrat
karbohidrat. Hal ini sesuai dengan literatur Pandey dan Sinha (1995) yang
menyatakan bahwa Nilai KR untuk laju respirasi substrat karbohidrat = 1,
protein < 1 (0,8 - 0,9), lemak < 1 (0,7) dan asam organik > 1 (1,33)
Banyak
Faktor yang berpengaruh terhadap laju respirasi. Mulai dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor ini dapat meliputi perkembangan organ, suhu,
ketersediaan O2, substrat, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan
literatur Pantastico (1993) yang menyatakann bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi laju respirasi terbagi dua, yaitu: 1) Faktor internal Semakin tinggi tingkat perkembangan organ,
semakin banyak jumlah CO2 yang dihasilkan. Susunan kimiawi jaringan
mempengaruhi laju respirasi, pada buah-buahan yang banyak mengandung
karbohidrat, maka laju respirasi akan semakin cepat. Produk yang lebih kecil
ukurannya mengalami laju respirasi lebih cepat daripada buah yang besar, karena
mempunyai permukaan yang lebih luas yang bersentuhan dengan udara sehingga
lebih banyak O2 berdifusi ke dalam jaringan. Pada produk-produk yang
memiliki lapisan kulit yang tebal, laju respirasinya rendah, dan pada jaringan
muda proses metabolisme akan lebih aktif 2) Faktor eksternal Umumnya laju
respirasi meningkat 2-2,5 kali tiap kenaikan 10°C. Pemberian etilen pada
tingkat pra-klimaterik, akan meningkatkan respirasi buah klimaterik. Kandungan
oksigen pada ruang penyimpanan perlu diperhatikan karena semakin tinggi kadar
oksigen, maka laju respirasi semakin cepat. Konsentrasi CO2 yang
sesuai dapat memperpanjang umur simpan buah-buahan dan sayuran karena terjadi
gangguan pada respirasinya.
Bagian-bagian
tumbuhan yang melakukan respirasi adalah ujung batang, ujung akar, tunas, biji
dan kecambah. Namun dalam hal ini bagian yang dipakai adalah kecambah . Bagian
ini dipakai karena kecambah adalah yang paling aktif melakukan respirasi. Hal
ini sesuai dengan literatur Putra (2010) yang menyatakan bahwa kecambah
melakukan pernafasan untuk mendapatkan energi yang dilakukan dengan melibatkan
gas oksigen (O2) sebagai bahan yang diserap atau diperlukan dalam
menghasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O) dan sejumlah
energi.
NaOH
merupakan larutan yang digunakan untuk mengikat CO2 sebab bersifat
higroskopis. Bergeraknya larutan methylblue setelah penumpahan NaOH merupakan
indikator akan berlangsungnya respirasi pada kecambah. Selain itu NaOH akan
mengikat CO2 yang akan berpengaruh terhadap nilai KR yang
dihasilkan. Adapun reaksi pengikatannya karbondioksida oleh NaOH dalah 2NaOH +
CO2 Na2CO3
+ H2O. Hal ini sesuai dengan literatur Bhat (1999) yang menyatakan
bahwa Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan
karena bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk CO32- .
KESIMPULAN
1.
Nilai
Kuosien Respirasi kecambah jagung (Zea
mays L.) adalah
0,53.
2.
Nilai Kuosien Respirasi kecambahkacang
hijau (Phaseolus radiatus L.) adalah 0,51.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
respirasi terdiri dari faktor internal yang meliputi perkembangan organ,
susunan kimiawi jaringan, jenis substrat, usia tanaman. Dan faktor eksternal meliputi
suhu dan ketersediaan Oksigen.
4.
Perbedaan antara KR kacang hijau < KR
jagung hal ini terjadi karena perbedaan substrat yang menjadi kandungan dari
keduanya.
5.
Kecambah kacang hijau dan kecambah
jagung dipilih sebagai bahan percobaan, sebab kecambah meupakan tanaman kecil
yang aktif melakukan respirasi.
6.
Adapun
reaksi pengikatan CO2 yang dilakukan oleh NaOH adalah 2NaOH + CO2 Na2CO3
+ H2O. Proses tersebut mengakibatkan tekanan dalam erlenmeyer
menurun dan methylblue akan naik ke pipa kapiler.
Saran
Sebaiknya
dalam praktikum yang dilaksanakan, digunakan kecambah yang baik dan dilakukan
pengukuran kenaikan methylblue kepipa kapiler secara teliti agar didapati nilai
kuosien respirasi yang ssesuai dengan kandungan masing-asing substrat kecambah.
No comments:
Post a Comment